Tags
Budidaya Ikan, FishBiz, Ikan, Investasi, keuangan, Kolam, manajemen, modal, P2P, Pengusaha, Perikanan, Petani, platform
Masih ingat rasanya ketika dulu pertama kali menabung saat kelas 3 SD:
Siang hari terik bersama Ibu bergandengan tangan, naik angkot sekitar 15 menit menuju ke Kota Kecamatan, lalu berjalan kaki lagi 15 menit kemudian. Sampai di Bank, kami harus menunggu 20 menit sampai dipanggil maju ke teller. Belum lagi proses di depan Mbak Teller yang tersenyum manis. Matahari pun sudah tergelincir sepenggalah saat kami kembali pulang. Setelah itu, ketika aku ingin menarik uang, aku harus melakukan ritual yang sama.
Kini, setelah 15 tahun berselang, aku tak perlu repot-repot ke bank di bilangan Jakarta Selatan hanya untuk transfer uang saku ke adik yang sedang bersekolah di Bantul. Bahkan, aku bisa duduk di bis sambil mengecek saldo rekening. Semua itu terasa sangat mudah. Hanya dengan berbekal smartphone, aplikasi, dan sebuah sentuhan jari.
Aku sering membayangkan, masa saat ini sungguh tak terbayang saat aku kecil, seorang anak SD yang hanya tahu cara bermain dadu dan gundu. Imajinasi untuk bisa beli sate hanya dengan menggesek kartu (yang bukan uang) sekarang juga sudah bisa dilakukan. Apa lagi yang belum?
Sumber: http://fishbiz.id
Aku masih ingat sekitar setahun lalu, Beruang sempat bertanya padaku apakah aku mau berbisnis kolam ikan. Kebetulan, dia ada kawan di Karawang yang memiliki lahan. Saat itu aku berpikir, bagus juga berbisnis kolam ikan. Tapi bagaimana perawatannya? Kerja sama dengan siapa? Bagaimana modalnya? Apakah kami harus berhenti kerja dan mengurus ikan nila? Tak terpikirkan olehku; banyak jawaban yang tak terjawab, sehingga akhirnya wacana tetaplah wacana.
Sampai beberapa waktu lalu, aku menemukan konsep P2P. Peer to Peer, mengakomodasi seseorang untuk memberikan pinjaman/investasi kepada orang lainnya. Dari sekian banyak konsep yang ada saat ini, aku akhirnya menemukan yang cocok di bidang budidaya ikan: sebuah konsep kerjasama di mana aku hanya cukup menjadi pemodal dan akan ada petani ikan yang menjalankannya. Aha! Boleh juga; kenapa tidak? Aku akhirnya membuka http://fishbiz.id/ dan mulai mempelajari isinya.
Sepertinya cukup mudah, sehingga aku bertanya pada Beruang apakah dia ingin ikut investasi di dalamnya. Kami membuka http://fishbiz.id/ dan mempelajari semuanya: berapa minimal modal yang dibutuhkan, bagaimana cara kerjanya, kami bisa mendapatkan return/untung berapa, sampai pada profil petani yang ditawarkan.
Setelah mengetahui semua itu (dan untungnya kami adalah anak-anak bisnis dan ekonomi), akhirnya aku mengisi formulir yang disediakan. Aku merasa agak aneh, karena hanya dengan minimal uang Rp500.000,00 tiap orang bisa memodali petani dan kolam ikannya, merasa “ikut memiliki” usaha itu juga. Selanjutnya, di website itu disebutkan bahwa aku akan mendapatkan email balasan berupa kode booking, dan nanti akan diberi tahu lebih lanjut mengenai sistem transfer dana tunainya.
Hmm, kok bisa? Apakah kami tidak takut kalau uangnya dibawa kabur? Atau apakah kami tidak takut uang modalnya habis karena bagi hasil? Yah, awalnya aku ingin tahu juga apakah bisnis ini memiliki legalitas yang kuat. Ternyata di link http://fishbiz.id/disclaimer/ disebutkan bahwa platform ini berbadan hukum. Satu keraguan pun hilang. Tapi, kalau rugi bagaimana? Sepertinya itulah yang ditawarkan platform ini. Sebagaimana prinsip profit sharing: kerugian ditanggung bersama, keuntungan dibagi bersama. Sepertinya cukup adil padaku yang investor, juga pada para petani yang memang membutuhkan uang.
Paling tidak, membaca http://fishbiz.id/faq/ membuatku tahu bahwa manajemen platform FishBiz ini berusaha untuk berlaku adil dengan melakukan monitoring dan evaluasi: misalnya memberikan langsung barang (pakan ikan, benih ikan, obat) pada para petani dibanding uang agar tidak disalahgunakan, sampai pada pengiriman hasil monitoring berkala.
Sampai saat ini saya dan Beruang sudah melakukan diversifikasi investasi: pada tabungan, sukuk, deposito, saham, emas. Tapi usaha riil? Belum ada. Kali ini, kami ingin mewujudkan mimpi kami menjadi peternak ikan, dengan merangkul peternak ikan lainnya! 🙂