Tags

, , ,

Yah, saya sadar ada beberapa di antara Anda-Anda semua yang akan berpikir, “What?? Sombong banget nih yang punya blog!” atau ada yang ingin bilang, “What the h*ll!!”. Tapi karena ini adalah blog saya -dan saya berhak menulis apapun –> APAPUN!!!- jadi terserah kalian mau berpendapat apa. Silakan menanggapi, karena saya adalah tukang kritik jadi I don’t mind dikritik juga.

Tapi, saya adalah penganut pendapat: “Tak ada dosen yang ingin mahasiswanya dapat nilai jelek”. Analoginya, tak ada dokter manapun yang ingin pasiennya masih tetap sakit atau tambah kronis sakitnya apalagi sampai mati. Bayangkan jika dokter itu bertemu dengan dokter yang lain dan menanyakan, “Bagaimana pasienmu?” Saya yakin -bahkan haqqul yakin– kalau Sang Dokter tak akan bangga saat mengatakan bahwa pasiennya masih begitu-begitu saja, belum menunjukkan perkembangan padahal potensi sembuhnya sangat besar.

Ada dua masalah di sini: Masalah PENYAMPAIAN MATERI dan NILAI.

Layaknya produsen dan konsumen, dalam masalah penyampaian nilai, kita adalah konsumen dan dosen adalah produsen. Yang ada hanyalah dosen yang memiliki ekspektasi dan standar tinggi terhadap kelasnya atau dosen yang cukup memaklumi bahwa mahasiswa-mahasiswanya ini memang pemalas dan tak mau susah. Yang ada adalah dosen yang mengajarkan hal yang sama dengan cara yang berbeda: ada yang aktif berinteraksi dengan mahasiswa, ada yang kasih insight pengalaman-pengalaman empiris karena Bapak/Ibunya banyak berkecimpung jadi praktisi, ada yang terlalu slide-minded kayak mahasiswa, ada yang text-book banget, dll, dll. Terserah kita mau memilih produk yang mana agar kita dapat memenuhi kebutuhan dan mencapai high satisfaction.

Masalah nilai malah sebaliknya. Kita dan dosen seperti produsen dan konsumen. Konsumen minta apa, kita harus bisa memberikannya. Semua itu sudah terangkum dalam daftar ukuran yang diminta oleh konsumen: SILABUS. Ya, itulah arah peta kita untuk sukses mengambil kitab suci di Barat. Biasanya akan ada beberapa item, seperti partisipasi, kehadiran, kuis, tugas, presentasi, UTS, UAS. Masing-masing dosen memberikan poin yang berbeda. Yang membuat bingung, terkadang ada beberapa dosen yang “tidak konsisten” dengan format penilaian di silabus. Jangansalah, ketidakkonsistenan ini bisa berakibat nilai kita jauh di bawah ataupun di atas ekspektasi awal.

Baiklah. Berawal dari perang KRS FEB UGM yang sangat terkenal, dilanjutkan dengan motto “kelas/dosen menentukan prestasi”, maka muncullah pertanyaan beberapa anak tentang dosen-dosen yang recommended untuk mata kuliah tertentu dan sambungan buanyak pertanyaan lainnya. Well, at the first sight it was okay to receive such a question. Tetapi saat timbul kekhawatiran yang berlebihan seperti, “Kata Si Anu kok kelas Bapak X ini kemarin kebanyakan dapat C dan D? Benar pas kelas Mbak dulu pada dapat A dan B?” setelah saya menjelaskan panjang lebar tentang Bapak X itu dan bagaimana caranya mendapatkan nilai A di kelasnya, jelas saya merasa pertanyaan ini agak annoying. Jadi, daripada bertanya-tanya terus menerus dengan jawaban yang berbeda-beda, saya akan memberikan pendapat -yang jelas subjektif- di sini. Tapi, saya akan mencoba menggambarkan secara deskriptif tentang masing-masing dosen yang pernah saya ikuti kelasnya.

Satu hal yang harus diketahui di sini: saya tipe mahasiswa yang harus suka mengikuti kelas tertentu.  Jika sudah suka, saya akan melakukan apapun yang diminta untuk mendapatkan ilmu dan tentu saja nilai 🙂 Ada dua faktor saya merasa click dengan sebuah kelas: satu, karena saya tertarik mempelajari ilmu yang diajarkan walaupun dosennya tidak sesuai. Yups, saya adalah mahasiswa yang suka banyak ineraksi antara dosen dan mahasiswa. Saya suka tipe dosen yang banyak memberikan insight selain apa yang sudah tertulis di buku. Atau kedua, saya menyukai dosennya walaupun mata kuliahnya bukan bidang yang saya minati. Kenapa hal ini penting? Karena inilah yang menjadi dasar penilaian saya terhadap para dosen yang akan tertulis di bawah ini. Ingat, ini di masa saya. Mungkin ada sedikit perubahan tentang frekuensi pemberian tugas atau lainnya.

Let the story begins…

1. Dumairy (Pengantar Ekonomi, terkadang Agama Islam II dan Matematika Ekonomi II)

Jarang bertanya pada mahasiswa atau mengerjakan soal di depan, humor sering terlontar, saat mengajarkan PE agak fokus ke perhitungan dan grafik karena background dari Matematika Ekonomi, banyak latihan soal yang sewaktu-waktu dikumpulkan jadi harus selalu dibawa, toleransi terhadap keterlambatan tinggi, tidak pernah ada presentasi mahasiswa, karena saya dari jurusan IPA saat SMA dulu maka di kelas PE saya merasa PE sangat kompleks dan rumit.  Soal PE pun rumit. Terlalu grafik dan perhitungan, serta bahan PE secara komprehensif diajarkan semua. Soal ujian sulit terprediksi. Partisipasi tidak terlalu matters asalkan hasil ujian bagus.

2. Sugiarto (Pengantar Akuntansi I dan II, biasanya Pengauditan I dan II)

Tiap minggu ada tugas mengerjakan soal tulis tangan, kuis beberapa kali tapi diberi tahu terlebih dahulu, sangat sabar dan toleransi keterlambatan tinggi, cara mengajar dengan tidak terlalu aktif bertanya pada mahasiswa atau menyuruh mengerjakan soal di depan kelas, suara cukup mendayu-dayu saat menjelaskan, cenderung membuat mengantuk, mempergunakan slide untuk menjelaskan bab yang dibahas, tidak pernah ada presentasi mahasiswa, soal ujian bisa diprediksi dari soal-soal kuis yang diberikan. Ada pemberian kisi-kisi sebelum ujian. Buat saya saat itu, tutorial dari Mbak Rumi -asdos Pak Sugiarto- lebih bisa dimengerti. Nilai tugas sangat signifikan nilainya dan partisipasi biasa, tapi cukup membantu. Ada pertimbangan tertentu asalkan nilai tugas sangat bagus dan partisipasi mencukupi, dicatat oleh asdos juga. Jadi, biarkan asdos tahu Anda berpartisipasi. Nilai ujian cukup menentukan.

3. Suad Husnan (Pengantar Bisnis dan Manajemen Keuangan I, biasanya Manajemen Keuangan II dan TPAI)

Penjelasan tentang inti dari bab yang dipelajari hari itu, selera humor tinggi, toleransi keterlambatan tinggi, banyak sekali insight yang diberikan tentang contoh kasus, tugas ada sekitar empat selama semester, beberapa kali kuis diberi tahu dahulu,  nilai ujian dipertimbangkan tapi partisipasi paling berpengaruh. Jika sampai wajah kita dikenali Pak Suad -apalagi asdos mencatat nama kita terus- maka nilai ini sangat membantu kita saat nilai lainnya cukup jatuh. Aktif juga di tutorial karena nilai dan rekomendasi dari asdos sangat membantu.

4. Andereas Budi Purnomo (Matematika Ekonomi)

Bab yang diajarkan cukup sempit dan tidak banyak dibandingkan dosen lainnya, bab dasar dan bukan yang kompleks, toleransi keterlambatan tinggi, boleh tidak masuk dengan alasan apapun dan dititipkan ke teman secara lisan/sms nanti teman bilang ke Pak Andereas dan akan ditandatangani Pak Andereas langsung, prinsip “asalkan mahasiswa mengerti tidak perlu datang ke kelas tak apa”, soal ujian sama dengan latihan yang selama ini dilakukan, open notes (harus ada sukarelawan yang membuat notes dan diserahkan ke akademik sebelum ujian), passing grade cukup rendah. Latihan soal ujian dari tahun-tahun sebelumnya akan membantu. Partisipasi tidak terlalu berpengaruh.

5. T. Hani Handoko (Manajemen dan Manajemen Stratejik)

Banyak memberikan insight pada mahasiswa, banyak contoh kasus dan analisis, banyak mengajak mahasiswa berpikir analitis, suka bertanya pada mahasiswa dengan asal tunjuk, ekspektasi kelas tinggi bagi mahasiswa untuk aktif, mahasiswa harus sudah membaca di rumah sebelum ke kelas, tugas kelompok rata-rata tiap dua minggu sekali ada, untuk Manajemen tak ada presentasi, untuk Manajemen Stratejik ada presentasi di akhir kelas,  tidak pernah ada kuis, selera humor sangat tinggi, interaksi dengan mahasiswa tinggi, tak ada toleransi keterlambatan. Nilai ujian sangat berpengaruh di samping nilai tugas kelompok. Pelajari saja soal-soal dari tahun lalu untuk latihan ujian. Konsensus yang tidak tersebutkan: mahasiswa tidak hadir satu kali di kelas tanpa alasan akan mengurangi nilai satu grade di bawah nilai seharusnya, dari A menjadi A-.

6. Ahmad Amin (Sistem Informasi Akuntansi, terkadang Pengauditan Internal)

Mahasiswa yang presentasi dan Pak Amin yang menjelaskan jawaban dari pertanyaan, saya cenderung tidak mengerti penjelasannya, harus benar-benar membaca buku sebelum masuk kelas, ada kuis beberapa kali, hanya ada tugas individu akhir. Nilai yang sangat berpengaruh adalah nilai ujian dan nilai kuis. Walaupun dalam silabus disebutkan bahwa nilai partisipasi berpengaruh, akan tetapi dalam kenyataannya nilai sama sekali tidak dihitung.

7. Abdul Halim (Akuntansi Sektor Publik)

Banyak tugas tiap minggu, selera humor tinggi, tugas presentasi tiap kelompok hanya sekali, ujian take home soal banyak, banyak interaksi dengan mahasiswa, penjelasan hanya pada bagian inti bab yang dipelajari, cukup toleran dengan keterlambatan. Nilai partisipasi sangat berpengaruh dan diperhitungkan sekali, sangat membantu saat nilai lainnya jatuh. Untuk amannya, silakan menabung partisipasi minimal 10 kali. Asdos biasanya baik hati dan cukup toleran dalam memberi nilai. Ada sistem ketua kelas, silakan mendaftar untuk membantu mengangkat nilai.

8. Wiwin Rahmanti (Akuntansi Keuangan Menengah II, biasanya AKM I juga)

Membimbing mahasiswa tiap langkah dalam mengerjakan soal, membuat mengerti karena banyak latihan, mahasiswa maju ke depan kelas untuk mengerjakan soal, ada tiap kelompok yang ditugaskan per minggu maju mengerjakan soal di depan kelas, sekitar empat kali kuis diberi tahu dahulu, ada beberapa tugas. Soal ujian bisa diprediksi dari soal-soal latihan di dalam kelas dan soal kuis. Nilai partisipasi sangat berpengaruh. Nilai ujian berpengaruh, tapi akan sangat terbantu oleh nilai partisipasi dan nilai kuis maupun rajin mengumpulkan tugas.

9. Zuni Barokah (Akuntansi Keuangan Menengah I, biasanya Akuntansi Keuangan Menengah II juga)

10. Choirunnisa Arifa (Pengauditan II)

11. Sumiyana (Aplikasi Komputer)

Lebih banyak praktik dibandingkan penjelasan, setiap minggu tugas untuk membuat sistem yang berasal dari soal di buku, nilai diambil dari penyelesaian tugas ditambah nilai UTS dan UAS. Konsensus yang tidak tersebutkan: mahasiswa tidak hadir satu kali di kelas tanpa alasan akan mengurangi nilai satu grade di bawah nilai seharusnya, dari A menjadi A-.

12. Suratno (Pengantar Ekonomi)

Selera humor tinggi, penjelasan materi mudah dimengerti, langkah penjelasan materi satu per satu dan runtut, sering bertanya pada mahasiswa dengan asal tunjuk, mahasiswa diharapkan menghormati kelas, jika ditanyai mahasiswa harus bisa menjawab, jika tidak mengerti lebih baik bertanya, tugas latihan ada beberapa. Nilai ujian sangat berpengaruh. Latihan dari soal-soal ujian tahun-tahun sebelumnya akan sangat membantu.

13. Bambang Riyanto (Sistem Pengendalian Manajemen, biasanya Metode Penelitian Akuntansi juga)

Ada pembagian kelompok dengan frekuensi laporan pengerjaan kasus dari kelompok per minggu, penjelasan di kelas berdasarkan kasus yang dibahas, penjelasan cenderung hanya poin-poin penting dari buku dan lebih banyak penjelasan secara praktikal, belajar topik yang ada sebelum masuk kelas akan lebih bisa menangkap alur poin penjelasan, nilai partisipasi berpengaruh. Soal ujian berupa kasus dan cenderung praktikal.

14. Arief Surya Irawan (Akuntansi Biaya, biasanya Akuntansi Internasional juga)

Penjelasan bab tentang hal-hal yang penting dalam bab, mahasiswa diharapkan banyak aktif di kelas, banyak latihan soal di kelas maupun tugas di rumah, kuis ada beberapa kali diberi tahu dahulu, banyak bercerita tentang implementasi Akuntansi Biaya beserta contoh-contoh riil, ada presentasi tiap kelompok satu kasus. Nilai partisipasi sangat berpengaruh signifikan, jadilah mahasiswa yang menonjol dan diketahui sehingga akan sangat membantu jika nilai lainnya jatuh. Nilai kuis dan presentasi cukup membantu. Presentasi dituntut yang berbeda dan bisa menyampaikan isi dengan baik kepada lainnya. Ada sistem ketua kelas dan ini akan membantu pertimbangan nilai juga.

15. Ainun Naim (Akuntansi Manajemen)

16. Ertambang Nahartyo (Akuntansi Manajemen Lanjutan)

Selera humor tinggi, lebih menginginkan mahasiswa yang aktif, hanya memberikan penjelasan singkat, mahasiswa harus mempelajari sendiri jika ingin mengerti, banyak membaca lagi SPM dan Akmen, banyak memberikan insight karena sudah berpengalaman banyak, tak ada tugas, kuis sewaktu-waktu di awal kuliah tanpa pemberitahuan. Nilai partisipasi sangat berpengaruh, nilai kuis membantu, nilai ujian berpengaruh juga.

17. Eko Suwardi (Etika Bisnis dan Profesi, biasanya Akuntansi Pengantar I juga)

18. Harimurti Subanar (Komunikasi Bisnis)

19. Herman Legowo (Akuntansi Perpajakan, biasanya juga Perencanaan Pajak)

20. Irfan Nursasmita (Akuntansi Keuangan Lanjutan I, biasanya juga AKL II)

Pengajaran dengan contoh soal, saya cenderung tak mengerti angka mana asalnya dari mana, harus belajar giat dari fundamental buku di luar kelas sebelum masuk untuk mengerti, ada tugas beberapa kali, penjelasan mendayu-dayu cenderung membuat kelas mengantuk, terkadang menyelipkan pelajaran tentang kehidupan, boleh terlambat tapi mengurangi nilai, boleh izin dengan sms dan datang lalu izin. Nilai kehadiran sangat berpengaruh. Nilai kerajinan tugas dan nilai tugas sangat berpengaruh signifikan. Nilai partisipasi tidak berpengaruh. Nilai ujian biasanya akan banyak yang jatuh, tapi biasanya tertolong dari nilai kerajinan tugas dan kehadiran.

21. Harnanto (Akuntansi Keuangan Lanjutan II, biasanya juga Akuntansi Perpajakan)

22. Zaki Baridwan (Teori Akuntansi)

Sangat berpengalaman dalam Teori Akuntansi, jangan sekali-kali terlambat karena tak bisa masuk kelas, nilai kuis sangat membantu, kuis dua minggu sekali, sangat text book dan menginginkan jawaban seperti apa adanya dalam buku, memberikan banyak contoh tentang bagaimana penerapan Teori Akuntansi dalam kehidupan nyata, presentasi kelompok ada, memanggil nama mahasiswa secara random untuk bertanya pada yang presentasi. Nilai ujian paling berpengaruh, nilai kuis sangat membantu. Nilai partisipasi cukup membantu tapi tak signifikan.

23. Jogiyanto Hartono (Teori Portofolio dan Analisis Investasi)

24. Taufikurrahman (Agama Islam II, biasanya Pengauditan I, II, dan Internal juga)

Penjelasan menyeluruh terhadap bab yang diajarkan, analisis mendalam dilakukan, mahasiswa dituntut aktif membaca dan mencari berita terkait bab yang dipelajari, toleransi keterlambatan tak ada, beberapa kali tugas, beberapa kali kuis, satu kali presentasi kelompok. Nilai partisipasi sangat berpengaruh signifikan, nilai kuis dan tugas berpengaruh juga untuk membantu nilai ujian.

25. Didi Achjari (Sistem Teknologi Informasi)

26. Gudono (Metode Penelitian Akuntansi)

Menjelaskan menurut buku pegangan, sering bertanya pada mahasiswa, harus belajar dahulu untuk mengerti bab yang dijelaskan, ada presentasi kelompok di dalam kelas, penjelasan disambung dengan contoh, kelas cenderung diam karena tak mengerti dan ini membuat mengantuk, bukan tipe yang menggunakan humor dalam menjelaskan. Nilai partisipasi tak begitu berpengaruh, juga nilai presentasi. Nilai kehadiran tidak berpengaruh. Nilai ujian sangat berpengaruh. Nilai lainnya yang berpengaruh adalah nilai tugas akhir, yaitu latihan proposal skripsi.

27. Sri Handaru (Manajemen Keuangan II)

28. Teguh Budiarto (Bisnis Internasional)

29. Soetatwo Hadiwigeno (Perekonomian Indonesia)

Penjelasan di dalam kelas cenderung bercerita, harus mengetahui berita ekonomi terbaru, toleransi keterlambatan cukup, tak ada kuis, tak ada tugas, sering bertanya kepada mahasiswa dan mengajak berpikir, suara cukup mendayu-dayu jadi cenderung mengantuk kalau tidak ditanyai, kisi-kisi UTS dan UAS sudah diberikan dalam bentuk soal jadi tinggal mencari bahan jawaban dan dihafalkan untuk ditulis kembali saat ujian closed book. Nilai ujian sangat berpengaruh, nilai partisipasi cenderung tak ada.

30.  Sri Adiningsih (Bank dan Lembaga Keuangan)

31. Suprapto (Sosiologi dan Politik)

Senang bercerita dalam menjelaskan, ada presentasi kelompok sekali, ada tugas individu dan kelompok yang harus dikumpulkan, ada bebas UAS asalkan mengumpulkan minimal 5 kliping makalah berupa kliping esai atau jurnal ataugambar atau karikatur. Nilai partisipasi tidak terlalu berpengaruh asalakan ketentuan bebas UAS sudah ditepati sehingga bisa mendapat A. Sebaiknya mengikuti bebas UAS saja daripada mengikuti UAS karena UAS belum tentu mendapat nilai bagus atau A.

32. Irna Nurhayati (Hukum Bisnis)

33. Sudiyanti (Manajemen Pemasaran)

Cara pengajaran berdasarkan slide yang merupakan rangkuman dari buku, sangat sabar terutama menghadapi mahasiswa yang suka seenaknya, interaksi dengan mahasiswa tinggi, suka melontarkan pertanyaan pada siapapun yang bisa menjawab, toleran terhadap keterlambatan,  tugas individu ada dan tugas kelompok. Nilai partisipasi sangat berpengaruh.  Nilai yang berpengaruh lainnya adalah nilai tugas dan nilai presentasi project kelompok. Ada sistem ketua kelas dan akan sangat membantu saat nilai lainnya jatuh.

34. Yulia Arisnani (Manajemen Pemasaran)

Memiliki ekspektasi tinggi terhadap kelas, toleransi terhadap keterlambatan cukup, harus selalu siap sewaktu-waktu Bu Yulia menginginkan ada presentasi project, etika kelas sangat dijunjung, cara menjelaskan lebih ke cerita dan slide dari rangkuman buku, menginginkan mahasiswa up to date dengan berita marketing terkini, jika mahasiswa pasif maka kelas cenderung membosankan. Nilai project sangat berpengaruh. Ada sistem ketua kelas dan akan sangat membantu saat nilai lainnya jatuh.

35. Anita Lestari (Psikologi Dasar)

36. Syaiful Ali (Teknologi Informasi Pengantar)

37. Heru Marwata (Bahasa Indonesia)

Banyak bercerita di dalam kelas, penjelasan disertai dengan contoh, selera humor tinggi, banyak memberikan tugas membuat esai singkat satu atau dua paragraf tentang tema tertentu, latihan penulisan banyak dijadikan contoh untuk mengetahui kesalahan masing-masing. Nilai partisipasi berpengaruh, jika memiliki tulisan jenis apa saja -artikel, esai, cerpen- yang pernah dimuat di media atau memenangkan lomba tertentu atau tidak mendapatkan apapun bisa dikirimkan ke email Pak Heru untuk mendapat kritik dan saran dan sangat berpengaruh signifikan membantu nilai, hasil ujian sangat berpengaruh.

38. Ulyati Retno Sari (Bahasa Inggris)

Penjelasan disertai dengan contoh soal-soal yang sesuai, beberapa kali latihan dari bab, ada kisi-kisi sebelum ujian di mana semua tipe soal dalam kisi-kisi tersebut keluar dalam ujian, banyak interaksi dengan mahasiswa, ada tugas presentasi individu yang nanti akan dipresentasikan selama sekitar 15 menit disertai dengan tanya jawab, sangat menerima konsultasi di luar kelas mengenai presentasi individu ini. Nilai sangat bergantung pada presentasi individu, nilai partisipasi dan ujian cukup berpengaruh.

39. Slamet Munawir (Pengauditan I)